Politik harfiyahnya
adalah siasat atau strategi utk meraih kekuasaan demi suatu tujuan. Krn
itu hitam putih politik tergantung siapa aktornya. Cendrung pragmatis
& inkonsistensi, "tiada lawan kawan yg abadi kecuali kepentingan
abadi. Kemaren kawan hari ini lawan demikian sebaliknya. Dulu niatnya utk
tegaknya Syariat Allah tetapi kemudian terjungkal krn godaan dunia. Dulu
sangat rendah hati & sederhana pada
sahabat2nya tetapi setelah berkuasa yg ada keangkuhan. Bukan lagi
kemuliaan yg diperjuangkan tetapi kekuasaan. Partaipun jadi mesin fulus,
"Siapapun kan didukung yg penting bayar". Bendera Islampun jadi jualan,
sogokan dibahasakan "hadiah bahkan infak". Nasehat & ulama didekati
& didengar hanya saat ada maunya tetapi setelah terpilih watak
aslinya yg tampak. Kalau ada kemuliaan itu hanya ada di kamera utk
pencitraan. Diperintahkan bawahannya utk memperhatikan tugas &
rakyatnya, malah dirinya terjun turun mengurus partainya. Sahabat
sholehku sungguh semakin berat keadaan negeri ini. Tdk heran bencana
demi bencana terjadi sbg teguran namun tetap tdk diindahkan. Simaklah
Kalam Allah, "Dan apabila Kami hendak membinasakan penduduk suatu
negeri, Kami perintahkan para penguasa utk amanah taat namun mrk
memperkaya diri & berbuat ma'siyat, maka berhaklah negeri itu
dibinasakan, lalu kami menghancurkannya sehancur2nya" (QS Al Isra 16).
"Dan tdklah mrk memperhatikan bahwa mrk ditegur dg musibah sekali atau
dua kali setiap tahun, dan mrk tdk juga bertaubat dan tdk pula mau
mengambil pelajaran?" (QS At Taubah 126). "Allahu akbar, semoga suatu
saat Allah hadirkan di negeri tercinta ini pemimpin teladan ISTIQOMAH
dalam KETAQWAAN kpdMu Ya Allah & mengajak kami takut
kpdMu...aamiin". Rintihin doa anak bangsa utk negerinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar